30 April 2020 adalah hari ke sebelas atau hari di mana para leader yang tergabung di kelas Sekolah Leader Bacth II melakukan evaluasi.
Evaluasi atas hasil belajarnya selama 10 hari di kelas online yang diselenggarakan Indscript di Telegram. Total peserta yang ada dikelas mencapai 380an orang dan Sekolah Leader ini adalah yang kedua kalinya, setelah sebelumnya kelas serupa diselenggarakan pada awal April 2020.
Kelas ini diperuntukkan untuk mereka yang memang mau jadi atau telah menjadi seorang leader. Leader di sini adalah mereka yang telah memiliki sejumlah partner kerja yang berada di bawahnya karena ia rekrut atau memang meminta sendiri untuk masuk ke dalam timnya.
Sekolah Leader sendiri dibuat untuk memenuhi kebutuhan belajar para leader. Di mana pada setiap sesi kelas tersebut, terdapat sejumlah materi dan juga tugas yang harus diselesaikan oleh para peserta.
Adapun mentor yang mengawal kelas Sekolah Leader adalah perempuan-perempuan hebat yang telah menjadi leader sebelumnya di Indscript. Dan sudah pasti ada peran langsung dari founder Indscript, yaitu Indari Mastuti.
Kemudian berikut ini adalah profile para mentor yang mendampingi selama kelas berlangsung;
Sekolah Leader ini sepertinya akan menjadi kelas reguler yang di selenggarakan Indscript. Belum dapat info sih kapan Bacth III nya akan dimulai. Sementara kalau lihat Bacth I nya sendiri, dimulai di awal april, atau hanya berjarak sekitar 2 mingguan saja.
Materi yang disampaikan setiap hari pada pukul 07.00 WIB menggunakan audio ini memang sarat ilmu. Seperti di hari pertama misalnya;
Baca juga Sekolah Leader Part I di sini
Di hari pertama, peserta diminta untuk mau jujur pada diri sendiri untuk memaparkan apa kelebihan serta kekurangan dirinya sebagai seorang leader. Hal ini sebetulnya cukup berat karena artinya kamu harus benar-benar mau memetakan diri sendiri. Karena seorang leader yang hebat ternyata benar-benar harus tahu bagaimana caranya memoles kelebihan yang ia miliki tanpa merutuki kekurangan yang ia miliki.
Kemudian yang menjadi catatan adalah bahwa "Leadership itu bukan bakat tapi proses". Pastinya dibutuhkan waktu yang tidak sebentar agar bisa menjadi leader hebat yang dicintai jaringannya. Proses inilah yang kadang atau belum tentu semua orang sanggup melakukannya.
Setelah melakukan penggalian diri di hari pertama, di hari berikutnya para leader mulai masuk ke area jaringannya. Di sini peserta Sekolah Leader harus mau melihat, sebetulnya apa yang membedakan jaringannya dengan jaringan yang lainnya.
Baca juga Sekolah Leader Part II di sini
Di dunia bisnis ini, tidak hanya mereka yang bergelut di MLM (Multi Level Marketing) saja yang memiliki jaringan. Namun mereka yang juga mau bisnisnya berkembang dengan lebih cepat, maka sebaiknya digunakan metode jaringan ini.
Nah, untuk memikat hati agar orang mau bergabung dengan sebuah tim, di sini pula tugas leader dinanti, karena ia akan memperlihatkan kepada khalayak ramai bahwa dari sebuah bisnis yang sama, bisa terdapat sebuah tim yang bisa menghasilkan omzet yang berbeda karena kemampuan timnya yang juga berbeda.
Beberapa tugas diberikan kepada para leader untuk diselesaikan pada hari itu juga atau dikemudian harinya, yang kemudian akan di bahas juga dikoreksi oleh para mentor.
Di hari kedua, aku juga menangkap bahwa, "Menjadi seorang leader itu tetap harus bisa dikritik dan tetap mau melakukan evaluasi dan selalu merencanakan ide-ide baru."
dok. Busy.org |
Baca juga Sekolah Leader Part III, di sini
Para leader diberikan materi tentang bagaimana memenej kepemimpinan. Terdapat beberapa strategi yang harus dilakukan, seperti bagaimana mengembangkan sebuah jaringan, perbaikan jaringan, strategi untuk mencapai target hingga strategi penyempurnaan langkah.
Nyatanya memang banyak strategi yang harus dilakukan, termasuk bagaimana caranya membangunkan jaringan yang tidak produktif alias mati suri. Mengakui bawah jaringannya bermasalah itu juga bukan perkara mudah karena sekali lagi, leader dituntut untuk mau jujur.
Lanjut ke hari keempat,
Baca juga Sekolah Leader Part IV di sini
Setiap orang bisa saja mengalami stress, begitu juga dengan seorang leader yang justru memiliki kecenderungan stress yang tinggi karena tingginya beban dan tuntutan pekerjaan.
Mengelola stress juga ternyata butuh beberapa langkah, seperti bagaimana seorang leader mampu meletakkan cara pandang yang tepat pada setiap masalah. Kemudian bagaimana bisa mengatur ulang kebiasaan-kebiasaan yang sebetulnya jika dibiarkan terus, hanya bisa memancing stress.
Membuat manajemen waktu merupakan to do list yang wajib dibuat seorang leader.
dok.cleanpng.com |
Personal Branding sama sekali berbeda dengan pencitraan diri yang hanya akan berfokus pada bagaimana caranya memenuhi keinginan orang lain. Personal branding di sini lebih kepada, bagaimana seorang leader mampu menggali setiap keunikan yang dimiliki sehingga akhirnya orang bisa mengenal kelebihan diri.
Baca juga Sekolah Leader Part V di sini
Tugas para peserta Sekolah Leader, Indscript diminta untuk benar-benar menggali, sebetulnya apa yang membuat dirinya serta jaringannya berbeda. Jika belum menemukannya, di sini juga tugas leader kembali di uji.
Dan, pada kelas yang sama di hari berikutnya, materi yang disampaikan adalah mengenai, "Sejauh mana orang mengenalku"
Pada hari tersebut para peserta diminta untuk mulai melakukan riset, untuk mengetahui apakah orang lain mengenalnya, sebagai apa orang mengenalnya kemudian bila dikaitkan dengan produk yang dijual, sudahkah orang lain mengenal produk dan kelebihan produk tersebut, hingga melakukan riset mengapa orang lain akhirnya mau bergabung dengan jaringan yang dibentuknya.
Baca juga Sekolah Leader Part VI di sini
Selanjutnya hari berganti dan masuk di hari ketujuh. Mampu mengelola mood yang kadang naik turun juga sebaiknya dimiliki oleh setiap leader. Mulai dari mengetahui apa penyebab munculnya bad mood, kemudian bagaimana menemukan cara agar mood kembali membaik.
Bagaimanapun juga, sifat sebuah jaringan akan meniru karakter dari leadernya itu sendiri. Leader juga pasti tidak mau jika mood jaringannya buruk yang kemungkinan besar akan berimbas pada merosotnya pendapatan.
Adapun tugas yang harus diselesaikan oleh para leader di hari itu adalah menelaah beberapa hal, seperti apa yang membuat mood menjadi buruk, bagaimana mengubah mood negatif menjadi kembali positif, kemudian menceritakan sebuah kegagalan sekaligus kebijakan yang diambil saat sebuah program kerja tidak berjalan sebagaimana mestinya. dan tugas yang keempat, bagaimana menyikapi sebuah tantangan atau kesulitan yang datang, serta alasan yang membuat ia tidak mau menyerah mengembangkan jaringan yang dikelolanya.
2 Hari menjelang berakhirnya kelas Sekolah Leader yang diselenggarakan di dua kelas di Telegram (Satu khusus materi, satunya lagi khusus untuk diskusi). Materi yang disampaikan oleh mentor Runi Adriyani. Di sini para peserta dibagikan materi berkaitan dengan bagaimana seharusnya seorang leader berbicara terutama di hadapan jaringannya.
Even bisnis yang dijalankan itu online, tapi tidak menutup kemungkinan leader akhirnya akan bertemu dengan jaringannya dan lebih banyak orang lagi dan dituntut untuk bicara di depan mereka. Eh, bahkan online pun masih bisa menjangkau jaringannya dengan membuka kelas online yang disampaikan secara video. Jelas di sini kemampuan leader untuk memperlihatkan skill public speakingnya sangatlah dibutuhkan.
28 April 2020, ini adalah hari ke sembilan di mana kelas Sekolah Leader masih terus berlangsung,
Materi yang disampaikan berkaitan dengan bagaimana membangun semangat pada jaringan yang melemah. Kemudian bagaimana menyampaikan target dengan cara yang juga menyenangkan.
Memotivasi jaringan memang tugas berat lainnya yang harus dipikul seorang leader. Bahkan, leader juga sebaiknya bisa menyentuh setiap orang yang ada di jaringannya secara personal. Tujuannya agar lebih tahu, motivasi apa dari masing-masing pribadi yang membuat mereka mau bergabung dengan dirinya.
Hingga akhirnya leaderpun dituntut lagi melakukan strategi agar jaringannya bisa kembali bangkit dan lebih bersemangat.
Yang menarik, di sini juga ditekankan, bahwa leader itu bisa koq bikin program kerja atau melakukan strategi yang telah disetujui oleh anggota di jaringannya.
Hari kesepuluh Sekolah Leader, 29 April 2020.
Materi yang disampaikan oleh teh Indari dan dilanjut mba Yaya Yanti yang juga leader dari kelas online BOW (Bimbingan Optimasi WA) ini menyampaikan tentang bagaimana membangun antusiasme serta mendesain mimpi.
Setiap leader sebaiknya tetap antusias untuk melakukan berbagai hal baik, seperti belajar, menyusun berbagai strategi dan yang lainnya. Kebiasaan ini pula, yang sekali lagi pasti akan ditiru oleh jaringannya.
Selanjutnya materi yang disampaikan berkaitan dengan mimpi. Impian. Setiap manusia memang sebaiknya tetap memiliki impian dan karena impianlah hidup menjadi lebih bergairah. Dan leader yang baik juga tetap memiliki impian, tidak hanya terkait dirinya namun juga jaringannya.
Merancang mimpi itu mudah karena bermimpi itu memang gratis. Tapi karena gratis itu pula nggak bikin semua orang peduli dengan impiannya. Karena untuk membuktikan impian itu bisa terwujud, ada beberapa tahahaoan yang juga harus dilakukan.
Dimulai dari menuliskan impian, bisa di dreamboard atau buku impian. Kemudian petakan impian secara detail dan kejar impian itu melalui langkah-langkah yang telah direncanakan sebelumnya.
Di materi terakhir, leader tetap diberikan tugas mengenai impian, seperti menjabarkan impian apa yang ingin diraih, hambatan yang menghadang impian kemudian apa yang dilakukan saat hambatan itu datang hingga tugas membuat voice yang memotivasi jaringan agar mau terus berjuang meraih impian, setelah sebelumnya leader tahu impian dari jaringannya. Tugas yang terakhir adalah menyantumkan, hal baru apa yang ingin dipelajari agat bisa menjadi leader yang terdepan.
Ah, senangnya bisa mengikuti kelas Sekolah Leader selama 11 hari ini. Rasanya enggan juga meninggalkan kelas karena aku masih bisa mempelajari berbagai treatment yang disuguhkan di sana.
"Artikel ini dibuat setelah aku mengikuti kelas Sekolah Leader Batch II yang diselenggarakan Indscript, pada 20 April 2020 hingga 29 April 2020."
Post a Comment
Post a Comment