"Eh, kamu tahu nggak, sekarang ada anak-anak yang SMP yang masih pacaran, tapi kalau mereka lagi marahan, bakal gores-gores lengan mereka?" kali ini temanku mengungkapkan sesuatu yang membuatku kaget.
"Serius? bukannya zaman dulu kita muda, kejadian kayak gitu juga pernah ada kan?" aku balik bertanya.
"Iya, dan sekarang ada lagi."
Duh, kira-kira apa ya penyebab anak-anak remaja melakukan hal itu?
Menurut temanku yang seorang psikolog, pemicunya bisa banyak hal. Kalau dari contoh di atas, bisa jadi mereka ingin mendapatkan perhatian, dan enggak cuma itu, sih, masih banyak lagi.
Kali lain teman bercerita bahwa anak remajanya mengalami perundungan dari teman sebayanya. Tak main-main akibat dari perundungan ini, membuatnya enggan pergi sekolah, bahkan memaksa orang tuanya untuk memindahkannya ke sekolah lain.
Di balik masalah-masalah yang kerap dihadapi para manusia menjelang dewasa ini, tidak jarang juga terdapat pribadi-pribadi yang hebat, tangguh, bahkan sudah menorehkan sejumlah prestasi.
Sejumlah cerita anak-anak masa remaja memang back roller coaster. Menyenangkan, tapi juga menegangkan.
***
Masa remaja, masa yang pernah aku lalui, begitu juga dengan kamu ya 'kan?
Masa yang indah dan meninggalkan banyak kesan.
Masa remaja adalah transisi dari seorang anak menuju usia dewasa. Remaja adalah periode kehidupan manusia yang akan terjadi dengan pesat, mulai dari perkembangan dan pertumbuhan fisik, psikologi, hingga intelektualnya. Remaja juga memiliki ciri khas, seperti rasa ingin tahu yang tinggi, cenderung berani mengambil risiko, hingga menyukai sesuatu yang berbau petualangan.
Enggak jarang masa remaja diwarnai dengan kenakalan-kenakalan khas remaja. Selama semuanya masih berada di batas normal dan tidak merugikan dirinya sendiri, juga prang lain, pastinya tidak akan dipermasalahkan. Lain, halnya jika kenalakan ini sudah menyisakan hal buruk.
Masa remaja di zamanku pastinya akan berbeda dengan zaman remaja di masamu. Begitu juga dengan masa remaja anakku yang memang sudah berada di era yang berbeda.
Menurut WHO, batasan usia remaja itu dimulai dari 10 hingga 19 tahun. Tapi ada penelitian terbaru yang menyatakan batasan ini bisa meningkat hingga usia 24 tahun. Usia remaja sendiri dibagi menjadi:
- Early Adolescent atau Remaja Awal dengan rentang usia 10 - 14 tahun. Di usia ini, secara fisik sudah mulai terlihatnya adanya perubahan, seperti tumbuh payudara, pinggul Yang melebar pada anak perempuan. Kemudian pada anak laki-laki suara menjadi lebih berat, mulai tumbuh buku di beberapa bagian tumbuh, dan banyak lagi.
Pada fase ini, tidak sedikit remaja yang mulai merasakan cinta money, emosi yang tidak stabil, mulai terangsang jika disentuh di beberapa bagian tubuh, dan lainnya.
- Middle Adolescent atau Remaja Madya, berusia antara 15 - 17 tahun. Pada fase ini, mereka mulai senang dengan pengakuan dan membutuhkan teman-teman. Mereka juga cenderung mulai mencintai diri sendiri.
Usia remaja madya kerap merasa kebingungan ketika dihadapkan pada beberapa pilihan, seperti peka, optimis, idealis, atau sebaliknya, tidak peduli, pesimis, atau materialistis.
- Late Adolescent atau Remaja Akhir. Fase ini adalah remaja berusia 8 - 19 tahun. Fase menuju tahap dewasa, yang ditandai dengan pilihan minatnya yang makin mantap. Ego yang mulai membesar untuk mencari kesempatan dan pengalaman baru, hingga mulai muncul sifat egosentrisme, dan memisahkan diri.
Kalau mau dijabarkan lagi, usia 10 - 14 tahun, artinya mulai dari anak sekolah dasar kelas empat hingga SMP. Kemudian middle bisa dikategorikan pada anak-anak yang duduk di kelas sembilan atau sepuluh, hingga akhir masa SMA dan late yang berkisar dari usia 18 hingga 19 tahun, bisa jadi mereka masih duduk di kelas 12 atau awal menjadi mahasiswa baru.
Masa pubertas pada anak laki-laki dan perempuan juga akan terjadi di tentang waktu yang berbeda. Pada anak laki-laki berkisar antara 9 hingga 14 tahun dan anak perempuan 8 hingga 13 tahun.
Buat aku sebagai orang tua yang notabene memiliki anak yang sudah remaja dan dua anak menjelang usia remaja pastinya enggak mudah. Proses mendampingi mereka rasanya menguras hati, tapi juga jadi pembelajaran yang berarti bagi kami.
Isu Kenakalan Remaja dan Cara Mengatasinya
Bila bicara tentang kenalan remaja, sepertinya ini bisa menjadi bahasan yang cukup panjang. Terlebih untuk kamu yang tengah berjuang membesarkannya, bagaimana tidak karena salah mendidik anak remaja bisa berakibat buruk. Tidak hanya bagi dirinya sendiri, tapi juga orang lain.
Untuk itu, sebagai orang tua baiknya membantu mengatasi masalah kenakalan remaja ini dengan melakukan, beberapa hal seperti:
1. Sejak dini sudah menanamkan nilai-nilai baik.
Mengenalkan dan mengajarkan nilai agama dan norma pada anak, baiknya dilakukan sedini mungkin, contohnya seperti sopan santun, saling menolong dan menghargai, tidak melakukan kekerasan, yang bisa menimbukan masalah, entah bagi dirinya sendiri maupun sekitarnya.
2. Ajarkan Konsekuensi
Anak remaja dengan sekelumit permasalah Dan kenakalannya, baiknya orang tua tidak membentak atau sibuk memberikannya hukuman secara fisik. Beritahukan saja apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, kalau berbuat sesuatu pasti akan ada konsekuensinya.
Dengan begini, anak-anak setidaknya bisa mengetahui baik buruknya sikap yang dihadapi dan sekaligus belajar bertanggung jawab atas tindakan/keputusan yang diambil.
3. Komunikasi
Sebagai orang tua, kesibukan bisa ditemui kapan saja, tapi bagi anak remaja sempatkan dan usahakanlah waktu untuk bersama yang berkualitas. Kita bisa melakukan hal-hal kecil bersama, seperti nonton film bersama, masak hingga makan malam bersama, dan lainnya.
Komunikasi yang baik bisa membangun hubungan menjadi lebih dekat sehingga memudahkan orang tua ketika menemukan masalah pada si anak. Menjadi teladan bagi anak adalah contoh yang paling dekat dan mudah untuk ditiru, tunjukkan pada mereka sifat-sifat baik.
4. Mendukungnya
Dorong anak agar mau mengikuti Dan melakukan kegiatan-kegiatan positif. Karena, tidak hanya baik untuk perkembangan kemampuannya, sikap ini juga membantunya terhindar dari lingkungan pergaulan yang buruk.
5. Tegas
Sebagai orang tua, tetap harus bertindak tegas bila anak melakukan kesalahan atau masalah di tempatnya berada, baik itu sekolah, rumah, atau organisasi. Orang tua bisa memberikan hukuman yang wajar dengan tujuan agar anak memahami konsekuensi atas sikap mereka. Jangan lupa untuk memberitahu harapan kita sebagai orang tua.
Poin-poin di atas mungkin terlihat seperti sepele, tapi nyatanya tak jarang diabaikan. Peduli dengan pertumbuhan anak remaja sebaiknya menjadi catatan penting bagi kita sebagai orang tua karena bagaimanapun juga, bukankah kita menginginkan yang terbaik untuk mereka?
#Blogspedia15DaysWritingChallenge
#GoldenTicketToBC4
#EventHumasBlogspedia
#Blogspedia
https://www.sehatq.com/artikel/batasan-usia-remaja-dan-perubahannya-secara-fisik-dan-mental
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/4785/3/BAB%20II.pdf
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-reproduksi-remaja.pdf
Post a Comment
Post a Comment